Tugas Anekdot (PBSI)
Nama: Juliyanti Rahayu
Kelas: X MIPA 4
Mapel: Bahasa Indonesia
Hari/Tanggal: Senin 1 November 2021
*Bab IIl MENYAMPAIKAN IDE MELALUI ANEKDOT*
*C. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot*
*Kegiatan 1:* *Mengidentifikasi Struktur Teks Anekdot*.
Halaman 93
*Tugas*: halaman 93
Jawaban
Analisislah struktur anekdot lainnya dengan menggunakan tabel berikut ini.
Dosen yang juga menjadi Pejabat
Abstraksi:
Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang.
Orientasi:
Tono : “Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.”
Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”
Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.”
Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”
Krisis:
Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”
Reaksi:
Udin : “Loh, apa hubungannya.”
Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”
Koda:
Udin : “???”
*Kegiatan 2:* *Mengenal Berbagai Pola Penyajian Teks Anekdot*
*Tugas*: halaman 94
Jawaban
Coba bandingkan bagaimana penulisan kalimat langsung dalam anekdot dalam berikut ini;
• "Apakah benar", teriak Jaksa, "bahwa anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?"
• "Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dengan kasus ini?", ulang pengacara.
• Akhirnya, hakim berkata, "Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa."
• "Oh, maaf."
• Saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, "Saya pikir dia tadi berbicara dengan Anda."
Dari kutipan teks anekdot di atas dapat dilihat bahwa kalimat langsung dalam anekdot yang disajikan dalam bentuk narasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
• Diawali dan diakhiri dengan tanda petik ("...")
• Huruf awal setelah tanda petik ditulis dengan huruf kapital.
• Nama keterangan si pembaca terletak di akhir kalimat langsung dibatasi dengan tanda (,).
• Biasanya diapit dengan tanda kutip tetapi bisa diapit dengan guillemet dalam beberapa bahasa.
• Berupa teks yang mendekati perumpamaan.
• Menampilkan tokoh-tokoh atau figure yang dekat dengan kehidupan sehari-hari atau juga orang penting.
• Memiliki sifat humoris, lucu, menggelitik, dan berbau lelucon tapi menyindir.
• Terselip kritikan atau tujuan.
Seperti contoh berikut
"Kisah pengadilan tindak pidana korupsi"
Ada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum menyerang saksi. "Apakah benar", teriak Jaksa, "bahwa anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?."
Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan. "Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dengan kasus ini?", ulang pengacara.
Saksi masih tidak menanggapi. Akhirnya, hakim berkata, "Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa."
"Oh, maaf." Saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, "Saya pikir dia tadi berbicara dengan Anda."
*Kegiatan 3:* *Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot*
Halaman 95
*Tugas:* halaman 96
Jawaban
A. Judul Anekdot: Aksi Masling Tertangkap CCTV
1. Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu:
Pak, Saya Kemalingan
2. kalimat retoris (kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban):
“Kemalingan kok beruntung?”
"Sudah minta izin malingnya untuk merekam?"
c. Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu: -
d. Penggunaan kata kerja aksi:
“Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Saya bisa melihat dengan jelas wajah malingnya.”
e. Penggunaan kalimat perintah:
“Itu ilegal. Anda saya tangkap.”
f. Penggunaan kalimat seru: “Belum .... “ (sambil menatap polisi dengan penuh keheranan.)
B. Judul Anekdot: Dosen yang Menjadi Pejabat.
1. Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu:
Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang.
2. Kalimat retoris (kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban):
"Ya, Udin tahun sebabnya"
3. Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu:
Tidak ada
4. Penggunaan kata kerja aksi
“Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.
" Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduku orang lain"
5. Penggunaan kalimat perintah
“Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”
6. Penggunaan kalimat seru
“Loh, apa hubungannya.”
*D. Menciptakan Kembali Teks Anekdot dengan Memerhatikan Struktur dan Kebahasaan*
*Kegiatan 1:* *Menceritakan Kembali Isi Anekdot dengan Pola Penyajian yang Berbeda*
*Tugas:* halaman 99
Jawaban
(a) Ubahlah penyajian anekdot Aksi maling Tertangkap CCTV dari bentuk dialog ke dalam bentuk narasi seperti penyajian anekdot Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
(b) Ubahlah penyajian anekdot Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Dari bentuk narasi ke bentuk dialog seperti penyajian anekdot Aksi maling Tertangkap CCTV
*Kegiatan 2:* *Menyusun Teks Anekdot berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang Banyak* atau
*Perilaku Tokoh Publik*
*Tugas:* halaman 102
Sekarang cobalah menyusun anekdotmu sendiri. Gunakan tabel yang sama dengan contoh di atas. Tema yang digunakan bisa kejadian sehari-hari dari perilaku orang terkenal. Jangan lupa memerhatikan isi dan kebahasaan dari anekdot yang kamu susun.
Jawaban
Aspek dan Isi
1) Tema
Kasih sayang pada orang tua
2) Kritik
Anak yang memandang orang tua di masa tuanyasebagai orang yang merepotkan.
3) Humor/ kelucuan
Orang dewasa malu karena dikritik oleh anak kecil
4) Tokoh
Kakek tua, ayah, anak dan menantu
5) Struktur abstraksi
Kakek tua yang tinggal bersama anak, menantu dan cucu 6 tahun.
Struktur orientasi
Kebiasaan makan malam di rumah si anak. Kakek tua makannya sering berantakan.
Struktur krisis
Kakek tua diberi meja kecil terpisah di pojok, dengan alat makan anti pecah.
Struktur reaksi
Cucu 6 tahun membuat replika meja terpisah.
Struktur koda
Cucu 6 tahun mengungkapkan kelak akan membuat meja terpisah juga untuk ayah dan ibunya.
6) Alur
Kakek tua tinggal bersama anak, menantu dan cucunya yang berusia 6 tahun. Karena sudah tua, mata si Kakek rabun dan tangannya bergetar sehingga kerap menjatuhkan makanan dan alat makan. Agar tidak merepotkan, ia ditempatkan di meja terpisah dengan alat makan anti pecah. Anak dan menantunya baru sadar ketika diingatkan oleh cucu 6 tahun yang tengah bermain membuat replika meja.
*Kegiatan 3:* *Mempresentasikan Anekdot*
Halaman 102
Contoh teks anekdot
Hukuman Pencuri Sandal vs Koruptor
Di suatu hari, Jamal melintas di Masjid Nurul Iman dan dia melihat banyak sandal yang ditinggalkan pemiliknya. Kemudian tanpa berpikir panjang, Jamal langsung mengambil sandal paling bagus yang ada di Masjid tersebut.
Apesnya nasib Jamal. Pasalnya saat mengambil sandal sang pemilik mengetahui jika sandalnya diambil oleh si Jamal. Jamal pun dikejar-kejar pemilik sandal tersebut. Sang pemilik sandal kemudian membawa Jamal ke kantor Polisi atas tindakan yang dilakukannya. Setelah dilakukan penyelidikan, Jamal dijatuhi sanksi pasal pencurian, kemudian kasusnya akan disidangkan minggu depan. Akhirnya tiba hari persidangan, Jamal berada ditempat duduk tersangka disertai muka tertunduk.
Hakim: Baiklah, Jamal, umur 22 tahun, ternyata ketahuan mencuri sandal seharga Rp50 ribu. Oleh sebab itu, dikenakan sanksi 5 tahun penjara.
Jamal : Lho?! pak, ini tidak adil bagi saya, kenapa hukuman lebih berat daripada koruptor?
Kemudian hakim menjelaskan kepada Jamal bahwa dia mencuri sandal dan merugikan seseorang senilai Rp50 ribu. Sementara koruptor melakukan korupsi uang senilai Rp2 miliar dan itu sama saja dengan merugikan 200 juta rakyat Indonesia.
Bila dihitung-hitung, koruptor cuma bikin rugi Rp20 ribu masing-masing orang. Dengan begitu, kerugian yang dilakukan Jamal lebih besar dibandingkan aksi yang dilakukan para koruptor.